Cara Memilih Referensi Jurnal Agar Artikel Ilmiah Lolos Scopus

Jurnal Ilmiah adalah salah satu persyaratan kelulusan bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, tesis, maupun disertasi. Selain itu, jurnal juga digunakan sebagai kenaikan pangkat dan kewajiban para dosen untuk menulis di jurnal ilmiah. 

Tidak semua Universitas menyediakan situs khusus yang menyediakan jurnal ilmiah dari seluruh dunia. Sekalipun begitu, hal ini tidak menjadi alasan untuk melegalkan tindakan plagiarisme maupun penggunaan sumber yang tidak kredibel. Jika Anda memiliki jurnal dan ingin memublikasikan, Anda bisa memilih Scopus sebagai situs pusat data untuk publikasi jurnal. 

Pemilihan publisher yang mengantongi izin Scopus, dapat Anda pilih pada penerbit jurnal nasional yang terakreditasi atau jurnal internasional yang memiliki reputasi tinggi. Hal ini dilakukan agar jurnal yang Anda buat dapat dipertanggung jawabkan isi dan kualitasnya, serta bebas dari penerbit jurnal predator.

(Baca Juga : Cara Memilih Penerbit Jurnal Anti Predator)

Penerbit atau publisher terkenal di dunia, seperti Elsevier merilis database jurnal dan karya ilmiah yang dinamakan Scopus. Scopus secara resmi dirilis pada tahun 2004. Jika Anda merasa kesulitan untuk meloloskan jurnal di Scopus atau ingin tahu cara memilih referensi jurnal agar artikel ilmiah lolos Scopus, simak tipsnya dibawah ini;

1. Pemilihan Indeksasi Jurnal yang Tepat

Indeksasi jurnal adalah salah satu hal yang penting untuk pengelola jurnal. Suatu jurnal dengan indeks dari lembaga pengindeks ternama seperti Scopus, Web of Science, SINTA (Ristekbrin) akan menandakan jurnal tersebut berkualitas, selain itu juga dapat meningkatkan reputasi. Jurnal yang lolos indeksasi di Scopus adalah jurnal yang terkenal dan berkualitas.

Agar jurnal mudah terindeks Scopus, sebaiknya mencakup kriteria berikut ini :

  • Metode yang digunakan sangat rumit, dan tidak umum.
  • Referensi yang digunakan merupakan jurnal terbaru dalam waktu lima tahun terakhir dan bukan jurnal predator.
  • Terdapat peer-review (dijelaskan secara detail).
  • Jalur publikasi secara reguler.
  • Relevan dan mudah dibaca: misal dalam hal readability, menggunakan bahasa Inggris yang baku. ketika membuat judul, abstractauthor dan afiliation.
  • Memiliki etika publikasi.

2. Gunakan Referensi dari Situs Penyedia Jurnal Terpercaya

Karya ilmiah maupun jurnal ilmiah tentu memerlukan referensi. Jurnal akan terlihat lebih kredibel dan berkualitas jika bersumber dari referensi yang kuat. Oleh karena itu, Anda memerlukan referensi dari jurnal ilmiah yang sudah terbit tersebut. Untuk memperoleh jurnal, Anda bisa mengunjungi situs yang menyediakan jurnal secara online, baik yang berbayar maupun yang tersedia secara gratis.

Beberapa situs penyedia jurnal yang bisa Anda kunjungi misalnya Emerald, Google scholar, Elsevier, dan lain-lain. Google Scholar atau Google Cendekia adalah salah satu layanan dari google yang berfokus untuk menyediakan sumber daya karya ilmiah. Semua tulisan didalamnya bersumber dari jurnal atau tulisan akademik. 

Anda bisa memperoleh banyak jurnal nasional dan internasional secara gratis di Google Scholar. Sedangkan untuk jurnal berbayar, Anda bisa mendapatkannya via Emerald. Situs ini menyediakan portofolio lebih dari 300 jurnal, 2.500 buku lebih dan setidaknya 1.500 kasus pengajaran.

3. Bidik Kualifikasi Q1-Q4 Jurnal Sesuai Kemampuan

Scopus memberikan peringkat jurnalnya menjadi empat bagian berdasarkan peringkat tertinggi ke terendah, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Jika Anda masih pemula dan belum pernah mengumpulkan penelitian ke jurnal Scopus, maka pilihan yang tepat adalah membidik Scopus Q3 atau Q4.

Jika Anda sudah mampu mengambil peringkat selanjutnya, silahkan memilih Q1 atau Q2. Anda dinilai mampu berdasarkan manuscript dari hasil penelitian yang berkualitas dengan novelty yang baik. Selain itu didukung juga dengan metode penelitian yang jelas serta penggunaan grammar yang baik.

Beberapa mahasiswa tentunya memiliki pemahaman dan tingkat implementasi metode kedalam penulisan ilmiah yang berbeda, jika Anda memiliki komparasi metode yaitu metode 1, metode 2 dan metode 3, sebaiknya dapat memilih Q1 atau Q2. Semakin kompleks metode yang Anda gunakan sebagai perbandingan, maka akan semakin baik.

Banyak reviewer jurnal yang cenderung akan meloloskan jurnal mahasiswa, jika memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, memiliki tata bahasa yang baik, penemuan baru dan tidak umum, serta beberapa referensi yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal berlisensi Scopus.

4. Hindari Plagiarisme Sejauh Mungkin

Hal ini menjadi poin yang wajib diperhatikan jika Anda ingin membuat jurnal. Karya ilmiah apapun yang Anda buat, jangan sampai berasal dari plagiarisme. Sebaik apapun karya ilmiah yang Anda tulis, jika ternyata berasal dari copy-paste jurnal orang lain tentu tidak akan mendapatkan apresiasi dari orang lain, bahkan dapat merugikan nama baik pihak Universitas. Oleh karena itu, hindari tindakan plagiarisme sejauh mungkin.

5. Ambil Referensi Jurnal dari Situs Penyedia Jurnal yang Sama

Jika Anda ingin meloloskan karya ilmiah ke tingkat Scopus, maka Anda dapat mengambil referensi jurnal dari Scopus juga. Hal ini berlaku sama, jika Anda ingin mencoba di situs atau publisher penyedia jurnal lainnya. Poin ini akan menambah nilai jual jurnal bagi reviewer yang akan menilai jurnal Anda.

Itulah beberapa tips mengenai cara memilih referensi jurnal agar artikel ilmiah Anda bisa lolos Scopus. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.