- Penulis Buku : Claudia Sabrina
- Diterbitkan oleh : Bright Publisher
Seseorang yang melihat Anda dengan penuh perhatian ketika Anda mempresentasikan gagasan baru, memiliki berbagai tanggapan atau pertimbangan tentang tawaran yang Anda sampaikan. Ia bisa menolak, menerima, atau memberikan saran kepada Anda dengan cara tersenyum. Ia akan menarik badannya sedikit ke depan atau berpangku tangan atau memegang dagu. Demikianlah salah satu bentuk komunikasi nonverbal di dunia kerja maupun dalam dunia pendidikan.
Anda pasti mengamati rekan kerja di kantor atau teman di kelas yang acuh tak acuh saat Anda mengajaknya berbicara. Namun, ia spontan mengalihkan topik pembicaraan atau menunjukkan kegeraman pada raut wajahnya. Pada saat itulah Anda bertanya di dalam hati “Mengapa ia bersikap seperti itu ?”. Lantas Anda menemukan jawaban, “Sepertinya saya harus melakukan sesuatu”.
Banyak isyarat nonverbal tentang perasaan yang bersifat sangat halus dan terjadi sekilas. Membaca bahasa tubuh adalah usaha untuk menguraikan pola dari selendang yang dipakai oleh seseorang yang sedang lewat. Anda dapat melakukannya, tetapi Anda memerlukan keahlian dan latihan membaca tubuh.
Anda tidak dapat melihat suatu gerakan tubuh secara tersendiri. Anda harus mempelajari pola yang utuh tentang gerakan tubuh, sikap tubuh, dan nada suara untuk dapat memahami situasi secara menyeluruh dari lawan bicara. Seni membaca bahasa tubuh menempatkan kalimat yang dapat dimengerti oleh lawan bicara.
Bahasa Tubuh dan Kepribadian
Orang dengan kepribadian tertentu tidak selalu memiliki isyarat tubuh yang berbeda dengan orang lain. Orang ekstrovert tampak sebagai orang yang ceria, ramah, cepat, tidak teliti, humoris, tidak sabar, dan memiliki metabolisme yang tinggi. Sedangkan orang yang introvert tampak sebagai orang yang banyak cemas, lamban, dan kurang mampu bersosialisasi.
Sebuah kepribadian tidak lebih dari kepribadian lainnya. Setiap orang memiliki bahasa tubuh yang berbeda-beda. Namun, banyak orang yang tertekan sehingga mereka tidak mampu menunjukkan perasaannya.
Orang yang terampil dalam menggunakan komunikasi non verbal akan lebih berpengaruh daripada orang yang tidak terampil menggunakannya. Orang yang asertif selalu berbicara dengan intonasi suara yang lantang. Ia menjawab dengan lebih cepat dan keras bila ia meyakini jawaban untuk pertanyaan yang diajukan.
Kepercayaan diri seorang pembicara dalam sebuah presentasi dapat disimpulkan dari kecepatan dan kelantangannya dalam menyampaikan jawaban. Kesan-kesan yang diperoleh melalui nada, suara, gestur, maupun postur memang dapat mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, komunikasi non verbal dapat digunakan untuk mengelola kesan bagi orang lain.
Sifat dan karakter setiap orang memang tidak sama sehingga Anda sulit untuk memprediksi kemauannya. Anda terkejut melihat perilaku seseorang yang selama ini dipersepsikan sebagai orang baik, tetapi ternyata ia mempunyai tabiat yang tidak mengenakkan yang tidak diketahui oleh siapapun, bahkan hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Sebaiknya, ada orang yang tidak pernah Anda sangka sebagai orang baik justru ternyata sangat baik.
Ketidakpastian ini, yang akan menjadikan komunikasi sebagai urusan penting dalam kehidupan manusia. Anda perlu memahami orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Anda harus mengetahui pikiran dan perasaan lawan bicara dengan menganalisis bahasa tubuhnya secara tajam.
Memang, usaha dalam membaca bahasa tubuh akan menjadikan Anda seperti seorang detektif atau mata-mata. Anda mengutak-atik dan mengobrak-abrik seluruh data penting tentang hidupnya. Kadang-kadang, hal itu membuat orang lain tidak nyaman dengan cara berkomunikasi Anda. Namun, Anda tetap perlu menyelami dan memposisikan diri ketika berhadapan dengan lawan bicara.
Mempelajari lawan bicara, tidak cukup hanya dengan memperhatikan caranya dalam bertutur kata. Banyak orang yang pandai berbicara dan mengumbar janji. Anda perlu berhati-hati dengan memaksimalkan kemampuan Anda dalam menerapkan komunikasi nonverbal.
Teknik Presentasi
Sebagian besar orang, takut pada aktivitas bicara di depan umum (public speaking), jika tidak ingin seperti mereka, Anda perlu mengatasi masalah kecemasan sebelum Anda melakukan presentasi.
Sukses dalam presentasi adalah keinginan setiap presenter. Kesuksesan presentasi dapat dilihat dari keberhasilan presenter dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada audiens, sehingga presentasi yang telah disampaikan dapat diingat oleh audiens dan menjadi inspirasi bagi mereka. Namun, hal ini tidak mudah dilakukan jika presenter tidak mengetahui hal-hal yang dapat menarik perhatian audiens atau trik untuk keberhasilan presentasi.
Berikut ini merupakan panduan teknis presentasi untuk Anda, yaitu;
Bercerita. Hal yang dapat menggerakkan manusia adalah cerita. Menyampaikan sebuah cerita atau menggunakan teknik storytelling dalam presentasi akan membuat audiens tertarik, serta membuat materi Anda lebih mudah dipahami dan diingat daripada Anda menyampaikan fakta dan informasi tanpa cerita. Ingatlah, bahwa fakta 20 kali lebih mudah diingat jika dibungkus dengan cerita.
Pembukaan. Pembukaan atau 30 detik pertama dari presentasi akan menentukan keputusan audiens untuk memperhatikan presentasi Anda. Lakukanlah pembukaan yang menarik misalkan dengan memberikan cerita, pertanyaan yang dapat mengunggah rasa penasaran audiens, atau dengan humor.
Visual. Audiens akan lebih mudah mengingat presentasi Anda, yaitu sebesar 95 persen dari apa yang mereka lihat dan dengan, jika presentasi Anda melibatkan gambar atau animasi atau simbol-simbol.
Bahasa Tubuh. Partisipasi audiens mulai menurun secara drastis setelah 30 menit presentasi dimulai. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan hal-hal yang menarik pada menit tersebut. Tingkat ketertarikan audiens akan meningkat jika mereka terlibat, dan tingkat ketertarikan audiens akan semakin menurun jika yang dilakukan presenter hanya berbicara tanpa melibatkan audiens. Melibatkan audiens dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan dan berdiskusi. Melakukan kontak mata dengan audiens akan membuat presenter terlihat lebih kompeten dan terpercaya serta dapat menciptakan hubungan emosional antara audiens dan presenter. Melakukan gerak tubuh memang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi stres karena gerakan dapat melepaskan hormon endorfin.
Mendengar. Waktu yang dibutuhkan Steve Jobs untuk berlatih sebelum presentasi adalah dua hari. Ia sadar bahwa ia perlu menyiasati posisinya di hadapan audiens. Presentasi penjualan akan berhasil jika Anda sebagai presenter lebih banyak mendengarkan dibandingkan berbicara. Gunakanlah 35 persen waktu yang telah ditentukan untuk berbicara dan sebanyak 65 persen untuk mendengarkan.
Gangguan. Sebuah presentasi harus mampu membuat Anda percaya diri dan nyaman dalam melakukannya. Ingatlah bahwa audiens perlu memahami materi Anda. Gawai merupakan gangguan terbesar untuk mempertahankan perhatian audiens. Oleh karena itu, biasanya beberapa presenter akan meminta audiens untuk mematikan ponsel sebelum presentasi dimulai.
Humor. Penelitian menunjukkan bahwa level perhatian audiens paling tinggi terjadi ketia ia menyampaikan presentasi dengan menyertakan humor, mendekati audiens, atau ketika presenter menjelaskan tanpa melihat naskah.
(Baca Juga : Seni Membaca Bahasa Tubuh dari Gestur dan Sikap)
Kalau kamu, cenderung menggunakan teknik presentasi yang seperti apa nih HT lovers ? Semoga, dengan program ngebedah buku tentang "Seni Membaca Bahasa Tubuh" karya dari Claudia Sabrina ini, ngebuat kamu siap untuk melakukan presentasi dengan baik yah.. hihi. Kalau kamu tertarik dengan buku ini, bisa dapetin di toko buku kesayangan kamu.
Semoga bermanfaat dan happy reading HT lovers.