Bagi Anda yang menjadi dosen dan akan memublikasikan karya ilmiah maupun memenuhi syarat kenaikan pangkat, tentu Anda sudah familiar dengan istilah jurnal predator. Kemunculan jurnal predator ini tentu meresahkan para dosen yang ingin memublikasikan jurnalnya untuk keperluan masing-masing.
Jurnal predator akan membuat artikel ilmiah yang akan dipublikasikan tidak kunjung masuk ke database yang bereputasi. Bahkan pada beberapa kasus yang parah, artikel-artikel ini sebenarnya tidak benar-benar dipublikasikan. Sehingga kerja keras selama membuat jurnal menjadi sia-sia.
Hasil penelitian yang sudah dipublikasikan akan menjadi hasil akhir untuk dihitung nilainya oleh Ditjen Dikti, maka penting bagi Anda untuk mengetahui apa itu jurnal predator dan bagaimana cara memilih penerbit jurnal anti predator. Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Jurnal Predator?
Jurnal predator biasanya menyediakan jasanya pada situs yang menawarkan publikasi jurnal ilmiah. Secara sekilas hal ini terlihat normal, namun faktanya tidak semua penerbit jurnal memiliki kredibilitas dan terpercaya. Bahkan beberapa diantaranya adalah penyedia jurnal predator.
Jurnal yang ditawarkan memiliki kualitas dibawah standar karena tidak memperhatikan kualitas artikel ilmiah dan prosedur publikasi yang benar. Hal ini pasti mengurangi kualitas dan kredibilitas Anda sebagai peneliti yang menyusun jurnal karya ilmiah.
Pada beberapa kasus juga terjadi jurnal predator yang tidak memublikasikan jurnal, jadi hanya memberikan penawaran saja, tapi jurnal tidak diterbitkan sama sekali. Sehingga peneliti yang sudah keluar tenaga, pemikiran dan uang menjadi sia-sia karena sudah ditipu oleh jurnal predator tersebut. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghindari publikasi di jurnal predator, yaitu;
Tips Menghindari Publikasi di Jurnal Predator
1. Memantapkan niat untuk memublikasikan jurnal ilmiah yang berkualitas
Niatkan untuk membuat jurnal ilmiah yang berdasarkan penelitian pribadi, bukan "asal-asalan" dan terkesan mengambil jalan pintas. Hal ini akan merugikan banyak pihak, baik diri Anda di kemudian hari, maupun orang orang yang membaca jurnal Anda dan menganggap jurnal tersebut kredibel.
Membuat jurnal pribadi dari penelitian sendiri tentu menjadi kepuasan bagi Anda, apalagi bila sudah diloloskan oleh situs penyedia jurnal yang kredibel, dan hal tersebut lebih baik dibandingkan menggunakan jurnal predator.
2. Memastikan jurnal kredibel atau dapat dipercaya
Ketika Anda membuat jurnal, pastikan mengambil referensi yang bisa dipercaya. Anda bisa mengambil referensi yang kredibel lewat situs penyedia jurnal seperti;
- Google Scholar,
- Science Direct,
- ResearchGate,
- Ebsco,
- ProQuest,
- INASS,
- DOAJ,
- IEEE Xplore,
- Emerald Insight,
- Sage Journals,
- Microsoft Academic,
- JSTOR,
- CiteSeerX,
- IOSR,
- Sinta,
- Perpusnas,
- LIPI,
- Portal Garuda,
- dan beberapa situs lainnya.
Sumber referensi inilah yang bisa mengangkat nilai jual jurnal Anda dimata pembaca, dan tentunya akan dianggap lebih berkualitas dibandingkan jurnal yang tidak mengambil referensi dari situs kredibel tersebut.
Kemristekdikti sendiri telah menetapkan jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional dengan reputasi tinggi yang bisa digunakan untuk syarat kenaikan pangkat, seperti ke pangkat profesor.
3. Mewaspadai klaim palsu jurnal, misalnya yang mengaku sudah terindeks Scopus
Disini, Anda perlu jeli dalam menangani masalah ini. Jangan sampai Anda mudah tertipu dan menggunakan referensi jurnal yang ternyata palsu tersebut. Jika ketahuan, hal ini akan menurunkan kredibilitas Anda dalam membuat jurnal. Oleh sebab itu, maka kroscek data menjadi hal yang penting untuk Anda lakukan sebagai langkah antisipasi.
(Baca Juga : Cara Memilih Referensi Jurnal Agar Artikel Ilmiah Lolos Scopus)
4. Kawal transparansi biaya dan proses penyuntingan
Proses penyuntingan yang dilakukan oleh penyedia jurnal predator bisa berlangsung secara cepat. Bahkan Anda bisa menerima naskah penyuntingan dalam 4-5 minggu saja, tanpa alur yang jelas. Jurnal predator juga akan memeras penulis dengan biaya publikasi yang tidak wajar. Oleh sebab itu, dengan transparansi biaya dan proses penyuntingan bisa menghindarkan Anda dari penyedia jurnal predator.
5. Frekuensi terbit lebih dari empat kali dalam setahun
Jurnal predator memiliki frekuensi terbit yang lebih dari empat kali dalam setahun. Hal ini disebabkan karena publisher pada jurnal predator hanya mengejar keuntungan saja, bukan mengejar kualitas dari setiap jurnal. Anda perlu melakukan kroscek terhadap frekuensi terbit pada situs publisher tersebut.
Bagaimana Cara Mendeteksi Jurnal Predator ?
1. Editorial Board Sulit Dilacak
Salah satu ciri untuk mengetahui suatu situs predator adalah dapat dilihat dari editorial board yang ditunjukkan. Editorial board adalah daftar yang berisi nama-nama editor dalam situs jurnal tersebut. Editor yang asli tentu memiliki pengalaman menjadi editor publikasi jurnal ilmiah. Nama ini tentu menjadi terkenal karena berasal dari kalangan profesional editor yang ahli.
Untuk memastikannya, Anda bisa cek melalui mesin pencari. Jika nama editor tidak muncul di rekam jejaknya pada dunia editorial, maka dapat disimpulkan jika situs tersebut adalah "abal-abal" dan menjadi salah satu jurnal predator. Berlaku juga sebaliknya, jika muncul di situs penyedia jurnal seperti Google Scholar atau situs resmi lainnya, maka editorial board tersebut memang asli.
Sebelum Anda mempercayainya, kroscek terlebih dahulu kepada pihak yang bersangkutan, apakah benar menjadi editor di situs tersebut atau hanya mencatut nama beliau. Jika beliau membenarkan posisinya di dalam editorial board tersebut, maka Anda boleh mempercayainya.
2. Cek kredibilitas Jurnal di Pangkalan Angka Kredit Dosen DIKTI
Anda bisa menggunakan beberapa situs resmi untuk mengecek legalitas dari sebuah jurnal, salah satunya adalah Pangkalan Angka Kredit (PAK) DIKTI. Di situs ini, kerap mempublikasikan jurnal-jurnal yang sudah tidak diakui lagi untuk pengajuan angka kredit. Jika sampai tidak diakui, tentu karena kualitas jurnalnya yang terlampau buruk sehingga tidak bisa di indeks oleh database DIKTI.
Jurnal jurnal yang ditolak akan ditandai dan dicantumkan juga informasi nama penerbitnya. Jika Anda menemukan nama penerbit yang sama, maka harus waspada sebab ditakutkan akan menjadi korban berikutnya. Untuk mengakses laman resmi Sistem PAK, Anda dapat klik melalui link: https://pak.kemdikbud.go.id/portalv2/
3. Cek di laman Beall List of Predatory Journals
Jeffrey Beall adalah pustakawan dari Amerika Serikat yang jadi terkenal karena mempublikasikan daftar penerbit jurnal predator. Laman resmi Beall's List juga memuat daftar penerbit jurnal predator. Anda bisa langsung cek dengan mengetik nama penerbit melalui kolom yang tersedia. Jika tidak ada informasi tentang jurnal predator dari situs tersebut, maka aman untuk menggunakan jasanya.
Namun jika sebaliknya, maka Anda harus lebih waspada dan sebaiknya langsung memilih penerbit lain. Untuk mengakses laman resmi Beall's List, Anda dapat klik melalui link: https://beallslist.net/
4. Cek Ancaman Jurnal Predator di Predatory Journal
Selain Beall’s List, ada situs sejenis yang bisa Anda gunakan untuk mengecek apakah sebuah penerbit jurnal terindikasi sebagai predator atau tidak yaitu Predatory Journal. Anda bisa mengaksesnya melalui link: https://predatoryjournals.com/journals/.
Situs Predatory Journal ini memang tidak menyediakan kolom komentar, namun Anda dapat menggunakan tombol Ctrl+F di personal komputer atau fitur “cari” di browser ponsel Anda. Ketik nama jurnal di kolom pencarian tersebut.
Jika situs yang Anda curigai masuk kedalam daftar situs jurnal predator, maka Anda wajib waspada. Sebaiknya Anda memilih dan mencari situs jurnal lain yang bisa lebih dipercaya. Sehingga tidak sampai dapat terjerumus kedalam circle jurnal predator.
Itulah pembahasan singkat mengenai ciri jurnal predator hingga cara mendeteksi jurnal predator. Jurnal predator adalah sisi gelap yang menjadi parasit di kalangan akademis, masih ada saja orang orang yang terjebak kedalam jurnal predator tersebut, sekalipun sudah banyak literasi yang membahas mengenai hal ini.
Oleh sebab itu, Anda harus lebih teliti dan selalu waspada dalam menghadapi komplotan jurnal predator dengan berkonsultasi pada dosen pembimbing Anda di kampus. Semoga artikel ini bermanfaat dan tetaplah menjadi akademis di jalur yang bersih.