Pengertian Plagiarisme dan Cara Menghindarinya ketika Menulis Jurnal

Kita tentu sudah tidak asing dengan pengertian plagiarisme. Dalam dunia akademik, istilah ini sangat populer karena dianggap fatal dan tidak bermoral. Definisi plagiarisme secara bahasa sangat beragam. Akan tetapi secara umum, plagiarisme adalah tindakan yang menyatakan pendapat, ide, maupun konsep milik orang lain tanpa mencantumkan pemilik aslinya.

Tindakan plagiarisme sangat identik dengan dunia tulis-menulis, baik dalam jurnal, buku, novel, makalah, dan lain sebagainya. Seseorang yang melakukan plagiarisme disebut plagiator. 

Mengenal Apa Itu Plagiarisme

Setelah mengenal pengertian plagiarisme di atas, kita akan membahas lebih dalam mengenai macam-macam plagiarisme. Berdasarkan jenisnya, ada 5 (lima) jenis plagiarisme yang belum banyak kita ketahui, yaitu;

1. Plagiarisme Kata

Pertama, ada plagiarisme kata. Seorang penulis menjiplak kalimat orang lain tanpa merubahnya sedikitpun. Jenis penjiplakan ini bisa mudah kita ketahui melalui tools pengecekan plagiarisme.

2. Plagiarisme Ide

Kedua, plagiarisme ide. Pada pengertian plagiarisme ini, seorang penulis atau akademisi menirukan konsep atau ide tentang sesuatu dari orang lain dan menyampaikan seakan-akan idenya sendiri. Berbeda dengan jenis pertama, tipe ini lebih sulit kamu buktikan.

Biasanya, plagiator menyampaikan konsep dengan kemasan berbeda sehingga seakan-akan baru. Plagiarisme ini tergolong paling fatal dan tidak bisa diperbaiki.

3. Plagiarisme Sumber

Ketiga, plagiarisme sumber. Penulis mencantumkan sumber yang ia ambil dari kutipan lain seakan-akan ia mengakses sumber itu sendiri.

Plagiarisme ini sangat sulit Anda buktikan karena sama sekali tidak tampak dalam tampilannya. Jika ingin mendeteksi, kamu harus melakukan pengecekan melalui aplikasi plagiarisme premium.

4. Plagiarisme Kepengarangan

Keempat ada plagiarisme kepengarangan. Mengakui karya orang lain secara keseluruhan sebagai miliknya.

5. Plagiarisme Diri Sendiri

Terakhir, plagiarisme diri sendiri. Tindakan mencantumkan karya yang sebelumnya sudah menjadi hak pihak tertentu untuk kepentingan pribadi.

Misalnya, Anda melakukan publikasi jurnal di lembaga tertentu. Namun kamu justru menerbitkan kembali jurnal tersebut di tempat lain tanpa merubahnya sedikitpun dan tidak mencantumkan keterangan sudah pernah dipublikasi.

Dari uraian ini, kita dapat menyimpulkan bahwa makna plagiarisme sangat luas. Oleh karena itu, sebagai kelompok terpelajar, seyogyanya kita senantiasa jujur dan menerapkan etika akademik yang baik.

Mengenal Karakteristik Jurnal yang Baik

Kini, kita masuk pada pembahasan cara membuat jurnal. Topik ini sangat berkaitan dengan pengertian plagiarisme karena jurnal sangat sensitif terhadap tindakan tersebut.

(Baca Juga : 12 Rekomendasi Tools Pengecekan Plagiarisme Gratis dan Berbayar)

Secara sederhana, ada beberapa kriteria ideal dari sebuah jurnal yang baik. Karakteristik tersebut yaitu;

1. Bebas Plagiarisme

Dalam jurnal, plagiarisme adalah dosa yang tidak bisa di tolerir. Baik sengaja maupun tidak, jurnal harus disesuaikan dengan standar nasional maupun internasional yang memiliki kadar plagiarisme maksimal 20% saja.

Pengecekan plagiarisme menjadi tahapan wajib uji kelayakan sebelum nantinya jurnal lolos publikasi. Ini menjadi salah satu upaya memastikan orisinalitas jurnal. Adapun pengertian plagiarisme sudah kita bahas di atas.

2. Memiliki Kaidah Bahasa yang Sesuai

Pemilihan bahasa yang tepat sesuai kaidah menjadi karakteristik jurnal selanjutnya. Bahasa yang kita maksud adalah sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Oleh sebab itu, bahasa jurnal sangat berbeda dengan bahasa artikel, puisi, maupun novel. Sebab berbasis ilmiah, jurnal harus menggunakan pilihan kata yang objektif dan presisi.

3. Mengangkat Topik yang Signifikan

Daripada jenis-jenis karya ilmiah yang lain, jurnal mempunyai sistem kajian yang lebih mendalam. Itulah sebabnya topik jurnal cukup sempit lingkupnya.

Jurnal mengedepankan kedalaman analisa dan opini dari penulisnya. Topik yang terlalu luas akan membuat pembahasan masalah menjadi kurang tajam.

Selain tiga poin diatas, masih banyak karakteristik ideal dari sebuah jurnal. Namun sifatnya lebih umum dan kurang relevan dengan tema pembahasan artikel ini.

Tiga aspek ini juga menjadi landasan terpenting yang harus kamu perhatikan ketika membuat jurnal. Terutama bagi para pemula.

Tips Membuat Jurnal Tanpa Plagiarisme

Mungkin Anda pernah merasa kesal, karena jurnal (nasional atau internasional) yang Anda buat terkena batasan plagiarisme. Padahal Anda yakin betul tidak pernah meniru sumber atau tulisan manapun.

Hal ini memang sering menjadi problem. Paling umum terjadi pada plagiarisme kata yang tidak sengaja. Untuk menghindarinya, penulis harus melakukan beberapa trik khusus menghindari jebakan ini.

Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari jebakan dari plagiarisme, yaitu;

1. Selalu Teliti untuk Mencantumkan Sumber

Detektor plagiarisme sangat mungkin muncul karena penulis lupa mencantumkan sumber. Biasanya terjadi pada beberapa pendapat atau fakta kecil pendukung yang kita cantumkan pada jurnal.

Karena sifatnya pelengkap, penulis biasanya lupa mencantumkan sumbernya. Oleh karena itu, usahakan untuk segera menulis sitasi atau footnote segera setelah menuliskan pendapat agar tidak terlewat.

2. Melakukan Parafrase Bahasa Sumber

Sekalipun sudah mencantumkan sumbernya, tidak berarti kalimat dari sumber tersebut bisa Anda jiplak secara mentah ke dalam karya tulis.

Jika Anda melakukan itu, maka harus ada tanda petik di depan dan belakang kalimat. Namanya berubah menjadi kutipan.

Parafrase adalah tindakan menyampaikan ulang sebuah pendapat dengan kalimat berbeda. Parafrase menjadi kemampuan wajib bagi para penulis maupun akademisi untuk menulis karya ilmiah.

3. Membuat Kalimat yang Efektif

Cara meminimalisir plagiarisme selanjutnya adalah dengan menjaga kalimat-kalimat dalam jurnal tetap efektif. Trik menulis jurnal ini cukup ampuh untuk meminimalisir kemungkinan adanya plagiarisme.

Semakin banyak kata meningkatkan potensi plagiarisme kata. Selain itu, kalimat yang bertele-tele juga menyalahi kaidah penulisan jurnal.

4. Melakukan Pengecekan Plagiarisme

Untuk memastikan karya tulis terbebas dari plagiarisme, Anda bisa melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum melakukan publikasi. Saat ini, sudah banyak tersedia tools pengecekan plagiarisme gratis maupun berbayar.

Platform cek plagiarisme bekerja membandingkan karya yang Anda unggah dengan tulisan-tulisan yang sudah ada di internet. Adapun kualitas akurasinya berbeda-beda sesuai dengan level yang Anda pilih.

5. Memahami Konteks Sumber

Salah satu penyebab utama penulis terkena plagiarisme adalah melakukan parafrase sumber secara sembarangan. Ia tidak memahami konteks pembahasan sumber sehingga hanya membolak-balik kata dalam kalimatnya.

Padahal, tindakan seperti ini bisa tetap terdeteksi plagiarisme jika menggunakan tools plagiarisme yang presisi dan detail. Oleh karena itu, memahami konteks sumber adalah penting.

Untuk memahami konteks sumber, Anda harus membaca keseluruhan sumber tersebut. Minimal memahami keseluruhan pembahasan topik meski secara sekilas.

Jika Anda bergulat dengan sumber berbahasa asing, jangan langsung menjiplak terjemahan bahasa asli. Hal ini tetap bisa terdeteksi plagiarisme.

Bahasa terjemahan adalah representasi sempurna dari kalimat-kalimat yang tidak memahami konteks. Oleh karena itu, jangan malas untuk membaca dan menganalisa sumber sebelum menggunakannya.

6. Kutipan Adalah Alternatif

Sebagaimana sempat kita singgung di atas, tanda petik atau bentuk kutipan harus Anda gunakan jika ingin menjiplak kalimat sumber secara mentah. Di sisi lain, kutipan juga bisa sengaja kita gunakan untuk kalimat yang sangat sulit di parafrase.

Namun tentu saja, penggunaan kutipan dalam jurnal sangat terbatas. Mungkin, Anda hanya bisa menggunakan satu hingga tiga kutipan saja dalam sebuah jurnal. Melebihi jumlah tersebut, jurnal akan tampak aneh dan tidak ideal. Gunakan kutipan seperlunya saja.

Jurnal yang bebas plagiasi tentu adalah idaman setiap orang. Semoga trik menulis jurnal di atas bisa membantu Anda menghindari pengertian plagiarisme.